Loading...

BlogUpp!

Feryzal Dolu Magindali ( KPA RECHINS). Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pegunungan Meratus


Pegunungan ini menjadi bagian dari 8 kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu: Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Selatan (HSS), Tabalong, Kotabaru, Tanah Laut, Banjar dan Tapin.

Pegunungan Meratus merupakan kawasan berhutan yang bisa dikelompokkan sebagai hutan pegunungan rendah. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan beberapa vegetasi dominan, antara lain: Meranti Putih (Shorea spp), Meranti Merah (Shorea spp), Agathis (Agathis spp), Kanari (Canarium dan Diculatum BI), Nyatoh (Palaquium spp), Medang (Litsea sp), Durian (Durio sp) Gerunggang (Crotoxylon arborescen BI), Kempas (Koompassia sp), Belatung (Quercus sp).

Kedudukan kawasan hutan yang menjadi hulu sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadikan kawasan ini sangat penting bagi Provinsi Kalimantan Selatan sebagai kawasan resapan air. Di sisi lain kondisi kelerengan lahan yang cukup terjal dan jenis tanah yang peka erosi menjadikannya memiliki nilai kerentanan (fragility) yang tinggi. Dengan berbagai pertimbangan di atas dan juga fungsi kenyamanan lingkungan  (amenities) bagi masyarakat di bagian hilir, maka penutupan hutan merupakan satusatunya pilihan, sehingga kawasan hutan Pegunungan Meratus harus dipertahankan sebagai hutan lindung dan dijauhkan dari kerusakan.

Berdasarkan tipe penutupan lahan kawasan Pegunungan Meratus dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: Hutan
Dataran Tinggi (+ 11.345 ha), Hutan Pegunungan (+ 26.345 ha) dan Lahan Kering tidak Produktif (+ 8.310 ha). Sedangkan berdasarkan pengamatan okuler, sebagian besar tataguna lahan di sekitar hutan lindung Pegunungan Meratus adalah areal perladangan, hutan sekunder hingga semak belukar serta perkebunan rakyat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gunung Palung


Kawasan Gunung Palung dikukuhkan sebagai Taman Nasional pada tanggal 24 Maret 1990, dengan luas 90.000 HA. kawasan tersebut secara geografis terletak pada 1000' - 1020' LS  dan 1090 00' - 1100 24'BT, dan secara adminitrasi melingkupi Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir dan Sungai Laur Kabupaten Ketapang, Kawasan Taman Nasional Gunung Palung, memiliki topografi yang sangat beragam. Mulai topografi landai terutama  di daerah pantai (O m dpl) sampai topografi yang curam mencapai ketinggian 1116 m dpl. Kondisi ini memungkinkan terdapatnya beranekaragaman jenis vegetasi, mulai dari vegetasi Hutan Pantai hingga vegetasi Hutan Pegunungan atas.
Taman Nasional Gunung Palunga termasuk dalam lingkup kerja Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat.

Untuk Taman Nasional Gunung Palung dari  Ibukota Propinsi Kalimantan Barat dapat ditempuh dengan beberapa cara :
1. Melalui Ketapang
  • Dari  Pontianak - Ketapang dapat dtempuh dengan pesawat selama ± 1 jam atau dengan Kapal bermotor (Ekspress) selama 6 -7 jam.
  • Perjalanan dilanjutkan dari Ketapang ke Sukadana dengan bis penumpang atau kendaraan ojek selama 2 jam.
  • Kemudian dari Sukadana ke lokasi Taman Nasional dapat ditempuh dengan longboat (perahu panjang bermesin motor) pada musim penghujan atau mempergunakan sampan apabila musim kemarau.
2. Melalui Teluk Melano
  • Dari Pontianak - Teluk Melano dapat ditempuh dengan speedboat (± 4 jam)melewati Rasau Jaya atau dengan kapal bermotor selama 10 jam. Selanjutnya dari Teluk Melano dapat langsung menuju lokasi Taman Nasional Gunung Palung dengan speedboat atau sampan.

Potensi sumberdaya alam yang menjadikan kawasan ini menjadi daya tarik khusus adalah keberadaan tipe ekosistemnya yang lengkap. Mulai dari tipe vegetasi Hutan Pantai, Hutan Mangrove (Payau), Hutan Rawa Gambut, Hutan daratan rendah hingga vegetasi Hutan puncak Pegunungan. Pada masing-masing tipe ekosistem tersebut dihuni oleh beranekaragaman jenis satwa liar, diantaranya golongan Primata seperti : Orang Utan (Pongo pygmaeus), Klempiau (Hylobates moloch), Bekantan (Nasalis larvatus), Kelasi (Presbytis rubicunda) serta Kera ekor panjang (Mcaca fascicularis). Satwa ini sering dijumpai ditajuk-tajuk pohon.


Jenis-jenis satwa lain juga dapat dijumpai seperti Kukang (Nycticebous coucang), gerombolan kelelawar (Rhinolopusluctus sp), Kalong (Pteropus vampirus), Tupai Besar (Ratufa offinis), Bajing (Callosciurus nofatus), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Kijang (Muntiacus muncak) Kancil (Tragulus napu). Dari Klas Reptil, ada Buaya (Crocodylus sp), Biawak (Varanus sp), Kura-kura (Tortoidae) serta Penyu (Careta careta).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gunung Lumut


MENDENGAR ‘lumut’, pasti yang terlintas adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan. Di perairan lumut dapat menutupi dasar atau dinding sungai atau danau.

Tapi berbeda lumut yang satu ini. Lumut ini berupa gunung yang memiliki pesona panorama alam dan kehidupan masyarakat lokal (tau Taa Wanba) yang masih sangat kental dalam menjalankan tradisi dan kearifan leluhur mereka , adalah Gunung Lumut atau dalam bahasa masyarakat setempat dinamai Tongku Barenge.

Meski memiliki Beragampotensi alam yang menakjubkan, kawasan gunung ini masih sangat jarang dieksplorasi para penggemar kegiatan petualangan khususnya pendaki gunung.

Salah satu faktor penyebab adalah minimnya informasi yang tersedia mengenai Gunung ini. Selain itu terbatasnya akses untuk lokasi pendakian yang ideal merupakan faktor penyebab lainnya.

Gunung ini secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Morowali, akan tetapi akses termudah untuk memulai titik start pendakian dari wilayah kabupaten Tojo Una-una.

Selain keindahan alam rimba belantara yang masih jarang tersentuh serta kekayaan aneka ragam satwa merupakan daya pikat yang dimiliki gunung lumut ditambah tantangan jalur pendakian yang belum pernah dibuka, merupakan tantangan yang sangat mengasyikan bagi para pengemar olahraga dan kegiatan pendakian gunung.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lembah Napu

Lembah Napu merupakan suatu Iembah yang meliputi wilayah desa Sedoa, Wuasa, Wanga, Watutau. Lembah dengan udara yang sejuk ml merupakan wilayah penyangga dan Taman Nasional Lore Lindu pada wilayah kerja TNLL Bidang Pengelolaan Wilayah III Poso, dan secara administratif termasuk dalam Kecamatan Lore Utara. Lembah ini berjarak sekitar I 05 km dari Kota Palu.


Daya Tarik
Lembah Napu memiliki lahan basah yang luas, pegunungan yang benhutan pada semua sisinya dan lahan pertanian yang bagus. Di Wuasa, terdapat tempat pengamatan bunung yang baik, memiliki beberapa jalan setapak dan hutannya kaya akan epifit. Dan di tepian hutan yang berbatasan dengan padang rumput mempunyai banyak spesies burung seperti - Mandar muka biru, berbagai jenis elang, Peragam Putih, Kipasan Sulawesi

Di Wanga dan Watutau, beberapa masyarakat masih memegang teguh kebudayaan tradisional dalam kehidupannya, seperti penerapan cara-cara bertani tradisional, acara upacara perkawinan dan perayaan panen raya. 



Aksesbilitas

Perjalanan menuju Lembah Napu dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau angkutan umum selama 3 jam. Jalan naya sampai ke lokasi kondisinya cukup baik.

Kendaraan umum ke Wuasa dapat ditemukan di terminal Petobo - Palu.




Fasilitas

Penginapan dan rumah makan kecil dan jalan trekking masuk ke hutan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS